wish dan if only
Ketika mengharapakan sesuatu kita biasanya menggunakan kata wish dan if only, kedua kata tersebut memiliki makna yang sama tetapi jika dilihat lebih teliti lagi penggunaan wish dan if only berbeda. Lalu apa perbedaan wish dan if only? Bagaimana penggunaan wish dan if only? Simak penjelasan berikut ini!
Perbedaan Wish dan If only
Penggunaan Wish
Wish digunakan unuk mengekspresikan atau mengungkapkan harapan, keinginan, atau penyesalan yang terjadi di masa sekarang, masa lalu, dan masa depan. Wish memiliki beberapa penggunaan yaitu:
-
Wish + Simple Past
Rumus ini digunakan untuk menunjukkan atau mengungkapkan sebuah keinginan di masa sekarang dan masa depan.
Contohnya:
- I wish I were a millionaire (aku berharap aku adalah seorang milyarder)
- Amel wishes she lived happily (Amel berharap dia hidup dengan bahagia)
- I wish I could fly (aku berharap aku bisa terbang)
- Adinda wishes that her mother came to visit her now (Adinda berharap ibunya datang mengunjunginya sekarang)
- I wish I could be there for you tomorrow (aku berharap aku bisa di sana untuk kamu besok)
Note: meskipun subjeknya I, She, He, It maka to be yang digunakan adalah were.
-
Wish + Past Perfect
Rumus ini digunakan untuk menunjukkan atau mengungkapkan penyesalan yang terjadi di masa lampau, juga membicarakan sesuatu yang terjadi di masa lampau dan ingin mengubahnya.
Contohnya:
- I wish I hadn’t drunk so much yesterday (aku berharap aku tidak mabuk begitu banyak kemarin)
- We wish we hadn’t quit our job three years ago (kami berharap kami tidak keluar dari pekerjaan tiga tahun lalu)
- He wishes he had woken up early (dia berharap dia bangun lebih awal)
- I wish she had told me about her problem (aku berharap dia memberitahuku tentang masalahnya)
- I wish they had bought me some flowers (aku berharap mereka membelikan aku beberapa bunga)
-
Wish + Would
Rumus ini digunakan untuk menunjukan atau mengungkapkan bahwa kita berharap sesorang melakukan dan tidak melakukan apa yang kita inginkan serta menginkan orang tersebut berubah.
Contohnya:
- I wish you wouldn’t arrive so late all the time (saya berharap kamu tidak akan datang terlambat setiap waktu.
- Yudhistira wish I would remember him someday (Yudhistira berharap aku akan mengingat dia suatu hari nanti)
- She wishes her boyfriend would come to the party tonight (dia berharap pacarnya akan datang ke pesta malam ini)
- I wish that she would lend me her money for paying shopee (aku berharap bahwa dia akan meminjami aku uangnya untuk membayar shopee)
- They wish that their teacher wouldn’t give them homework (mereka berharap bahwa guru mereka tidak akan memberi mereka pekerjaan rumah)
Penggunaan If only
If only memiliki penggunaan yang sama dengan wish tetapi makna kalimatnya lebih kuat/tegas dan dramatis.
-
If only + Past Tense
Rumus ini digunakan untuk menunjukkan atau mengungkapkan keinginan yang tidak mungkin terjadi di masa sekarang.
Contohn:
- If only I knew how to use a laptop correctly (seandainya aku mengetahui bagaimana cara menggunakan laptop dengan benar)
- If only I lived in New Zealand, I would be the happiest person in the world (seandainya aku tinggal di selandia baru, aku akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia)
- If only she loved me, I wouldn’t leave her (seandainya dia menyukai aku, aku tidak akan meninggalkan dia)
- If only the question were not difficult, I could answer it (seandainya pertanyaan nya tidak sulit, aku bisa menjawabnya)
- If only the problems were that simple, we would resolve the problems (seandainya masalah itu sederhana, kami akan menyelesaikan masalahnya)
Read also: Apa sih Phrasal Verb itu? Simak di sini!
-
If only + Past Perfect
Rumus ini digunakan untuk menunjukkan atau mengekspresikan sebuah penyesalan yang terjadi di masa lalu.
Contoh:
- If only he had listened to what his parents had been telling him (andai saja dia mendengarkan apa yang dikatakan orangtuanya)
- If only Rama had been able to come to my party (jika saja Rama bisa datang ke pestaku)
- If only you had not spent so much money (kalau saja kamu tidak menghabiskan begitu banyak uang)
- If only you had followed my advice (seandainya saja kamu mengikuti saran saya)
- If only he had talked to her sooner! (kalau saja dia berbicara dengannya lebih awal!)
-
If only + Would/Could
Rumus ini digunakan untuk menyampaikan keinginan yang mana keinginan tersebut tidak akan terjadi atau tidak mungkin terjadi.
Contoh:
- If only I could speak english (jika saja saya bisa berbicara bahasa Inggris)
- If only they would buy the house (jika saja mereka akan membeli rumah itu)
- If only he could save his money (jika saja dia bisa menyimpan uangnya)
- If only my friends would stop yelling at each other (jika saja teman-temanku akan berhenti saling berteriak)
- If only you would listen to my advice (kalau saja kamu mau mendengarkan nasihatku)
Nah itu tadi perbedaan wish dan if only. Sekarang kalian sudah mengetahuinya dan diharapkan penggunaan wish dan if only dapat kalian gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Read also:
Penggunaan Gerund dalam Bahasa Inggris
Penggunaan Too dan Enough
Informasi Seputar Teknologi:
Caranya Begini
perbedaan wish dan if only
No Comments yet!